Pada hari senin 29 Juni kemarin grup Nasyid Pondok Pesantren Hubulo , Raudhatul Jannah atau biasa disebut “Raja” mengikuti Festival Budaya Islam se-Kabupaten Bone Bolango yang diadakan oleh bidang Pekapotren dan Penamas Departemen Agama. Selain mengikuti Festival Budaya Islam cabang Lomba Nasyid, Pondok Pesantren Hubulo juga mengutus 2 orang santri MA putra untuk mengikuti lomba pidato masing-masing Amir Ngau dan Mubarok Umar.
"
Sebelumnya pembimbing grup nasyid Pondok Pesantren Hubulo, Ustadz H. Faisal Pakaya sempat bingung mencari personel grup nasyid karna semuanya sedang menikmati liburan di rumah masing-masing. Akhirnya salah satu personel yang paling dekat dengan pesantren menghubungi beberapa personel ter dekat dan lengkap sudah grup nasyid walaupun hanya 5 orang. Dengan persiapan yang mantap mereka siap menghadapi lomba.
Setelah sampai di aula Depag Bone Bolango, mereka istirahat sejenak sambil menyaksikan Lomba Cerdas Cermat yang diikuti oleh 3 SMP se-kabupaten Bone Bolango. Sangat disayangkan ternyata Hubulo adalah peserta tunggal lomba nasyid dan diminta membawakan sebuah lagu inti yang berjudul “Kini Kau Telah dewasa” milik Justice Voice, lalu dilanjutkan dengan lomba pidato tingkat SD, MTs/SMP, dan SMA/MA. Mereka sempat mendapatkan kritik dari juri yang notabenenya merupakan pelatih paduan suara “Gorontalo Inovasi” Provinsi Gorontalo yang pernah mambawa harum Gorontalo di luar negeri.
Sesaat setelah ishoma grup nasyid Raja yang diperkuat oleh Abdurrahman Umar, Afif Pratama Putra, Muzakir malangi, Shubran yunus dan Mubarak Umar yang juga mengikuti lomba pidato diminta kembali naik kepanggung untuk membawakan lagu pilihan yaitu “Ashabul kahfi” oleh Raihan, grup nasyid asal Negeri Jiran. Namun sebelum tampil datang sebuah grup nasyid dari SMKN 1 Suwawa. Tetapi Alhamdulillah, akhirnya grup nasyid Hubulo meraih juara 1 yang artinya akan menghadapi kompetisi nasyid tingkat provinsi, sedangkan pada lomba pidato kita harus tetap bersyukur walaupun Mubarak Umar hanya mendapat juara 3, hal ini sempat mengejutkan mereka karena sebenarnya dalam peraturan lomba terpisah antara Mts dan MA. Inilah kompetisi, ada yang menang pasti ada yang kalah, dan yang terpenting adalah perjuangan dan pengalaman yang bisa menjadi modal. Experience is the best teacher !
semoga seni di pesantren ini semakin berkualitas..viva nasyid hubulo
BalasHapus